Tanda


Kubaca tanda yang dikiamatkan waktu
Dalam labirin sunyi berdetak ia seperti nadi
Rekah menjadi serakan dengus napas
Berkelindan debu yang menjadi lumpur
:sisa genangan hujan yang turun, kemarin

Adalah sapa yang lenyap berbuah bisu
Mengurungkan lidah dalam katup bibir
Perintah hati laksana titah baginda raja
Bahasa tubuh sudah cukup sebagai penanda
:mengenalmu sebatas kenangan semata

Nanti mutlak menjadi jawaban atas pertanyaan: kapan?
Sebab, kepastian kian sukar diurai makna
Jalan terus menjauh, ujung belum bisa diretas
Semestinya aku telah sampai pada kenyataan
Dan kau sebenarnya fragmen masa yang karam
Bukan lagi sebagai bayangan, kini

Kediri, 2015

————————————————————————–
Muksin Kota. Lahir 14 April di Flores, NTT. Mulai menyukai puisi sejak menghuni ruang Komunitas Literasi dan Diskusi Bangsal J, Kediri. Bisa dihubungi lewat akun Facebook, Mukhsin Kota Al Florezy, atau muksin.kota505@gmail.com.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s