Betapa purna laku mesti disemai
Dalam perahu kayuh hayat
Agar tak surut melayari samudera
Tak tenggelam melintas jarak dalam depa tak terukur
Adalah harapan!
Umpama napas yang pecah menyebari paru-paru
Melapangkan rongga-rongga jantung
Ke mana arah haluan disandarlabuhkan
Adalah semangat!
Aroma udara selalu mendenyar nadi
Titah perigi tampungkan kecamuk
ombang-ambing kalut
Di pusaran onak hanyutkan sumringah pencapaian
Bagaimana mungkin aku tak menyerah
Jika badai tak henti membujuk
laruh dalam amuknya
Membenci alunan laut yang mengalun sepoi
Tapi hidup adalah pertarungan
Antara mekar dan gugur
Adalah doa
Hal yang tak kan hilang restu
dalam segala keadaan
Kendati air mata t’lah letih
menjumlahkan warna buram kegagalan
Tetap doa kesebut sebagai
mukim yang paling mendamaikan
Memulangkan segala risau
Maka kuwakilkan perjalanan
Menjaga rekahan hidup
Dalam sapihan doa
Setelah ikhtiar kurampung sebaik-sebaiknya
Makassar, 22 Agustus 2015
————————————————————————-
Lia Zainab Zee. Lahir di Makassar, 28 Juli. S1 Akuntasi-UNHAS
Makassar. Staff Finance di Perusahaan property. ‘Akuntan’ yang
tersesat ke dunia literasi. ”Leyya Perempuan Merah Bergelung Pena,
Rampai Serenade Rasa dan Dua Puluh Delapan Bisyarah Doa-doa”
buku-buku puisi tunggalnya. Ratusan buku antologi bersama: puisi,
fiksi, esai, artikel dan kata-kata mutiara/motivasi. Beberapa di
antaranya termuat di koran lokal. Blog:http://lia-zee.blogspot.com.