Di pelupuk waktu yang hening
dan jejak mata yang asing
kutulis puisi maha
yang tak tertera kata
sebab engkaulah puisi
yang mengisi ruang hujan, angin dan pori-pori dedaun
jejak keterasingan aku terka
lewat garis bibir
yang menerpa sebuah desa
desa yang tumbuh dari biji waktu
akarnya terbuat dari jiwa langit
cabangnya terbuat dari rusuk perempuan
daunnya terbuat dari kecantikan
buahnya terbuat dari keharmonisan
Pajagungan-Battangan, 2015
———————————————————-
Matroni Muserang. Lahir di Sumenep, buku antologi puisi bersamanya adalah “Puisi Menolak Lupa” (2010), “Madzhab Kutub” (2010), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (Dewan Kesenian Jatim, 2010), Suluk Mataram 50 Penyair Membaca Jogja (2011), Menyirat Cinta Haqiqi (NUMERA, Malaysia, 2012), Rinai Rindu untuk Kasihmu Muhammad (2012), Satu Kata Istimewa (2012), Sinopsis Pertemuan (2012), dan Flows Into The Sink, Into The Gutter (Inggeris-Indonesia, 2012), Sauk Seloko (PPN VI Jambi 2012), Solusional 1 (2012), Dialog Taneyan Lanjang, Bunga Rampai (2012), Sebab Cinta (2013), Di Pangkuan Yogya (2013), Terpenjara di Negeri Sendiri (2013), Indonesia di Titik 13 (2013), Lintang Panjer Wengi di
Langit Yogya (2014), Gemuruh Ingatan (2014), Dari Negeri Poci 5, Negeri Langit (Komunitas Radja Ketjil, Jakarta: 2014). Puisi Menolak Terorisme (2014), Parangtritis (2014).