Kujaratku di Bantara Dempo


Aroma harummu terbawa angin malam
Berhembus menerpa gumpalan awan
Yang menyembunyikan bulan di balik dempo itu
Dan kau taburkan segelintir cahaya yang menerangi langkahku
Agar kelak aku bisa melihat kembali jejak-jejak yang tak bersuara

Aku berjalan menafsirkan bayang-bayang
Sebagai isyarat bahwa semburat rona akan menjadi cahaya sempurna
Seperti tanda-tanda yang kau berikan
Aroma yang harum, daun yang jatuh,
atau kelopak yang beterbangan adalah arah untuk menemukanmu

Kau adalah pelepas malam
Ketika penat menyelimuti pandanganku
Membuatku terbangun dari tidur yang panjang
Setelah pesan kuhirup bersama kabut pagi
Yang perlahan menghilang dan menjadi terik fajar yang mekar

Kujaratku, kaulah cahaya pelita dalam temaramku.

Palembang, Maret 2015

Dempo adalah gunung tertinggi di Sumatera Selatan dan terletak di daerah Pagaralam


The Night Flower Beyond Dempo’s Guard

Your sweet scent was blown by the night’s wind
Blown to the wisp of clouds
that hid the moon behind dempo
And you sprinkled a handful of light that illuminated my steps
So that one day I could find the voiceless traces again

I’ve walked and interpreted shadows
As a sign that colour burst would be the perfect light
Just like the signs you gave
the sweet scent, falling leaves,
or fluttering petals are ways to find you

You are the night releaser
When tiresome has covered my eyes
Wake me up from a deep long sleep
After I inhale the message together with the morning mist
It slowly disappears and become a blazing bloom of dawn

O, my flower, you are the light beyond my shade.

Palembang, March 2015

Dempo is the highest mountain in South Sumatra and located in the area Pagaralam.

Author: Alek Brawijaya
-Translated by Poetry Prairie-

Alek Brawijaya. Lahir di Teluk Kijing Sumatera Selatan, tahun 1992.
Tulisannya pernah dimuat di Koran lokal dan beberapa media lainnya serta tergabung dalam Antologi puisi “Perauh Kelebu (2011), Munajat Tugu Bundaran (2013) dan Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia III”.
“Puisi tidak sekedar hobi melainkan sahabat sejati seperti malam saat kesunyian sebagai cermin dari ketenangan dan kedamaian. Karena ketika malam serasa segelas aksara tertuang di dalam kertas putih dan saat itulah aku bercerita tentang segalanya.”

Advertisement

1 Comment

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s