I would run and precede the dawn
Even when I don’t have your promise to hold on
When it is dark you are the pink in my night
With you I would dance under the moon even when it isn’t bright
I would cut my unmade bridge to heaven
Even when you make me leave my dreams
so I can talk to you at seven
When we wish and cry to God in different path
For you I would swallow this painful, shredding wrath
Because your glance worth million warm kisses
You broke my heart once, now you pick it up by pieces
No matter if in the end you’d leave me with the growling
wolves
For you I would die lonely,
with you I would let my romance unsolved
I wouldn’t mind bleeding while loving you
Oh dear, if you asked me to
Jika Kau Memintaku
Aku ‘kan berlari mendahului fajar
Meski kutak menggenggam janjimu
Ketika malam gelap kaulah merah jambuku
Denganmu kuakan berdansa di bawah rembulan meski sinar tak terang
Aku ‘kan memutus jembatan setengah jadiku ke surga
Meski kau membuatku melepas mimpi-mimpiku
agar kudapat berbincang denganmu pada pukul tujuh
Ketika kita berharap dan berdoa pada Tuhan di jalan yang beda
Demi dirimu, aku sanggup menelan amarah yang mencabik menyakitkan
Karena lirikanmu bernilai jutaan ciuman hangat
Kau patahkan hatiku sekali, sekarang kau pungut satu persatu
Tak mengapa bila pada akhirnya kau pergi meninggalkanku bersama serigala yang menggeram
Demi kamu kurela mati dalam sepi,
tanpamu lebih baik kubiarkan romansaku tak terpecahkan
Kurela berdarah mencintaimu
Oh kasih, jika kau memintaku
*
– Diterjemahkan oleh Poetry Prairie –
Bagas Anjar Nugroho. Lahir di Jakarta tahun 1997. Berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Jakarta.
“Alasan saya suka menulis puisi adalah karena dalam puisi, saya dapat menjadi diri saya yang sebenarnya, saya dapat menggali perasaan saya untuk dituangkan dengan tak terbatas, tentu tanpa melupakan esensi dan estetika.”