Dia janjikan sebuah air terjun
Deras di sebuah ranjang
Beserta sungai elok
Berkelok
Yang membuat kau pada akhirnya
Penasaran bagaimana
likunya
Lantas, dia berbisik “Sungai itu,
terletak di pedalaman
hutan,”
Kau merinding, dia berdalih dingin kau
akan sembuh dengan
pelukan
Di hutan, daun-daun mendesah sepasang bajing adalah jin
Bajingan, berloncatan dari dahan
Ke sungai telanjang
Aih..
Jantung kau dan air terjun berlomba adu debur, kau pun
ingin
basah dan tercebur,
Saat dingin air sudah sampai
ke dubur, perlahan hutan
tak lagi
subur
Sungai berkelok itu terlihat pukau, sudah kepalang sakau
Di dadamu kuning limau, diteguk
Harimau
Mimpi, kau bangun dari ranjang, air terjun dari mata kau
Sepanjang ranjang. Hanya ada gurun,
pasir, dan kehausan. Mesti kau
tenggak nyinyirnya anyir
Namun, kau haus tak
berhenti
Sementara, dimana dia?
Di tengah gurun
Ia mendekam
Jadi batu
Percuma kau pecahkan
Kepala di atas
Batu
Siti Fadhila Zanaria. Mahasiswa FE-UH 2012. Puisi itu bahasa yang pintar merayu kata-kata. Dapat dijumpai di Twitter @puisi_pemalu, FB : Siti Fadhila Zanaria, IG : @d.cacti.