Gelabah Malam


Bumi yang merupa kehidupan profan
Seharusnya tidak menjadikan malam pongah dengan menindih siang
Begitu juga dengan dua manusia telanjang yang mengupas keduniawian
Besar rasanya, seharusnya menghayati alasan penciptaan
Perempuan yang yoni dalam rupa lumpang, sabar menjadi sumber kehidupan
Disandingkan dengan lelaki yang disangga
Tertoteh begitu saja tanpa surat nikah
Juga dalam sejarah catatan fana
Keduanya, tidak suci lagi sebagai makhluk Tuhan
Begitulah, tatanama distorsi manusia
Semua sudah pada takarannya
Tak perlu meronta kekeringan
Tak perlu pula meronta kedinginan

Lalu, bagaimana tata cara islah dengan Tuhan?
Hanya tata hati yang solak dan ikhlas menyerahkan diri kepada Tuhan
Yang akan menggenggam marwahnya surga Tuhan.

Penulis: Siti Lilatus Sa’adah
Poetry Prairie Literature Journal #6

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s