Surga Biru


Surga biru
Niscaya tak mampu ditiru
Siklus sempurna Sang Agung
Memulai pagi dari tepi
Lamun menikmati santapan mentari
Melambai menenangkan arus
Menyejukkan karang
Mengundang pelangi lautan

Warna warni tubuh mungil berkeliaran
Bermain dalam lekukan tubuh karang
Capit nakal merobek dasar
Terbenam aman dari raksasa lapar
Pertunjukan schooling tuna
Ratusan berpadu menari indah
Berputar meliuk lentur seirama
Anggun lagi mempesona

Lumba lumba menyapa menyembur manja
Cium aroma nikmat mengangkasa
Tak ada celah bagi lapar
Mungkin miskin berdosa
Surga biru
Angin meninggikan ombak
Mengantar sampan sang paruh baya
Mencari nafas bertaruh nyawa

Riuh kepakan ekor menjadi tanda
Akan kembali dalam rupa bangga
Sadar esok tak lagi serupa
Sebentar keringat menjadi lamunan
Beton mengeluarkan asap ego penguasa
Meludahi alam menyiksa nelayan
Sejahtera hanya sampai mimpi
Kaya tak kunjung jadi

Dengarlah jeritan sakit
Seperti kulit tertusuk duri
Tangisan para penghuni
Mengharap penguasa berhati
Sepanjang hari hanya sembunyi
Karang saja terlihat tegar
Semua ingin membenamkan diri
Pelangi rupanya hampir mati

Seruan kami
Bahagialah bersama
Tanpa melupakan etika
Wahai penguasa nan manusia
Kami rindu para pecinta

~Asti Iryanti Putri~

1 Comment

Leave a comment