Keangkuhanku mendatangkan malapetaka
Bisikan ganjil terus mengusik telingaku
Mengacaubalaukan pikiranku
Bahkan tangan gaib pun mulai merengkuhku
Di atas segala penderitaan yang melanda
Di ujung kewarasanku
Terselip sesal akan hidupku yang keliru
Ingin rasanya berbalik, melarikan diri
Tapi belenggu ini terasa semakin erat
Sakit. Siksa ini semakin sakit
Tolong. Tolong aku
Perlahan raga ini mulai pasrah
Menyerah pada siksa abadi
Kemudian terngiang sebuah nama, nama Sang Pencipta
Sejenak tebersit hasrat untuk mengadu pada-Nya
Namun diri ini begitu malu
Bahkan mengucap nama-Nya saja tak berani
Aku merasa sangat kotor
Manusia yang dicipta-Nya dengan cinta
Telah menusukkan jarum di jari-Nya
Tekanan keras menyesakkan dada
Kerinduan menelusuk hati
Bibir yang hilang kendali dan memanggil nama-Nya
Berlutut dan merendahkan kepala sampai mencium tanah
Seruan lantang keluar dari mulut hinaku
Tuhan, ini aku
Aku mengaku salah
Tolong ampuni kesalahanku
Tolong selamatkan aku
Tolong ampuni kesalahanku
Tolong selamatkan aku
Kehangatan melingkupiku
Mengendurkan belenggu yang melilit jiwa raga
Kelegaan memenuhi jiwa seiring penglihatan yang memudar
Detak jantungku semakin lambat
Perlahan dunia menjadi gelap
Dan sukmaku melayang bebas.
Penulis: Putri Barita
Poetry Prairie Literature Journal #6