Sang Putri


Kini, tak ada gelak tawa. Tak ada lagi riang canda hiasi hari sang Putri.

Ia tertunduk. Tergolek lemah. Malu. Terbungkam penuh misteri. Harinya dihantui kecamuk rasa tanpa pernah tahu atas dasar apa semua bermula.

Mereka hanya diam. Seolah hati ada rasa tiada.
Hanya mampu berkata diiringi dengan luapan rasa.

Sungguh, kasihan. Kasihan. “kasihan Putri”.
Lantas apa?
Apa yang mampu kamu lakukan untuk mengobati lukanya?
Kemudian cacian ramai dalam perbincangan.

Betapa keji, pelaku!
Betapa nistanya mereka!
Lantas apa?

Kini yang termangu hanya sang Putri, disertai dengan menggumam tak kunjung henti. Sadarnya kini hanya mampu untuk meratapi. Sibuk dikasihani. Terlantar atas apa yang terbebani.

Kini hanya lebam membiru tergores lemah kian membisu menyelimuti mimpi setiap malam, Putri.

Sungguh, hingga kini tak ada dayaku untuk mau memahami lebih, dimana landasan tolak pikir datang memulai kenistaan, hingga akhirnya Putri kecil yang terjerat dan terbebani.

Akan ada ribuan detik, menit, jam, hingga tahun untuk redakan lukanya, sakitnya hingga jiwanya.

Akan ada jutaan ribu kasihan. Belaian disertai ratapan. Hingga akhirnya semua lupa pernah tahu kisah sang Putri yang telah ditimpa kebejatan. Kasihan. Sungguh.

Hanya harap yang kini menggebu dalam ingatan, agar kelak Putri mampu mengubur mimpi buruknya. Bangkit.

Serta, dapat tumbuh tanpa kriminalisasi untuk kesekian kalinya.
Semoga musibah ini dapat membawamu ke tempat yang paling mulia di hari Akhir nanti.
Semoga…
Semoga…
Lain waktu orangtua tidak lalai dalam menjaga karena anak merupakan sebaik-baiknya perhiasan kehidupan dunia


Yulfinur Hilmi. Penulis kelahiran Jakarta, 12 November 1995. Tercatat sebagai mahasiswi S1 Psikologi Universitas YARSI. Penulis merupakan sosok yang aktif dalam menulis puisi, prosa dan artikel ilmiah pada blog pribadi dan dapat diakses pada http://yulfihilmi12.tumblr.com/ . Penulis merupakan sosok yang tertarik pada dunia anak-anak terutama terhadap tumbuh kembang anak baik secara fisik dan psikologis. Puisi diatas terinspirasi dari berita yang mulai terlupakan oleh banyak pasang mata yang telah mengetahui hal tersebut. Diperoleh dari http://www.jpnn.com/read/2016/05/31/422465/Gila!-Bocah-SD-Diperkosa-21-Pemuda-Seminggu-Tiga-Kali- pada tanggal 21 Juni 2016. Semoga kelak puisi diatas membuat para pembaca mulai memahami bahwa peranan orangtua sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak terutama bagi kesehatan psikologisnya agar anak kedepannya mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang akan dihadapinya. Puisi diatas juga merupakan pengingat bagi para calon orangtua dan para orangtua bahwa kita hidup pada zaman millennial yang butuh usaha ekstra dalam memahami anak agar tidak salah asuh dan menghambat tumbuh kembangnya.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s