Kasidah Kematian


bersama malam aku terus mengayuh sampan
kekekalan
melewati pelayaran demi pelayaran
melampaui pendakian demi pendakian
mengimani sembahyang demi sembahyang

kata-kata mengalir dari setiap desah napas
tahajudku
zikir bibir hanyut
dalam rukuk dan sujudku

mataku buta oleh tangis seratus tahun
darah dan airmata
dalam gairah musim
keheningan fajar lukisanku menggali cahaya
menyulut sumbu waktu warna-warna
yang disemburkan kedalaman batu
dan tarianmu adalah keheningan subuh
yang dipadatkan dekapan rindu membusuk

sungguh ingin kulekatkan gairahku
pada perangkap kesementaraan
seperti adegan-adegan pertobatan
sepanjang dinding kekekalan
mungkin tak akan pernah mengubah arah sunyi
hingga aku kembali menjadi debu
tak perlu cemas pada hari-hari yang menyusut
kematian hanyalah bagian dari waktu

dalam gairah waktu akan kusembahyangkan kematian batu batu

Kediri, 20 Juni 2016
~Aharys Koeartz~

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s