pada garba perempuan yang sama
kita pernah menilasi misteri
perjalanan paling ilahi
tanpa peta
tapi tak pernah tersesat ke alamat asing
di kota lain kita kembali berjumpa
berbagi kisah
lembut suaramu mengingatkanku
pada kenangan masa kanak-kanak dahulu:
damai ini telah lama kurindu
sejak di pangkuan ibu
ketika lidah keluku
tak fasih-fasih mengeja alif lam ra
dan langkah goyahku masih tertatih
menyibak debu
meretas lorong rindu
menuju keanggunan-Nya
aku hanya tersenyum hambar
menyembunyikan parau suara
yang terkoyak oleh busa-busa dosa pesta pora
sebelum berpisah
biarkan bisikan lirihku
menjadi rubaiat pengantar perjalanan pulangmu:
ajari aku cara bercumbu
agar aku
bisa mereguk candu
Cinta-Nya
Yang Paling Sempurna
~Sami’an Adib~