Ada masa sulit ketika aku tidak bisa menggubah kata-kata
Untuk rindu yang membusur menuju silam
Sebebas pemandangan maha luas
Bagaimana masa kecil seseorang berenang di tempat ini
Lidahku mampu mengecap keagungan yang sama
Ketika ombak bernyawa mendekap tawa anak umur belasan
Yang bermimpi meniup matahari dari kediamannya
Lalu melepasnya pada semesta dataran tandus bertuah
Yang tidak belajar menjaring hikayat
Ikan-ikan tidak menangis meski saudaranya direbut mata kail
Bisa saja anaknya, bisa saja ibunya
Mereka tetap berlari riang menuju perairan antah-berantah
Aku tidak ingin mendaratkan kata-kata
Namun aku leluasa bersua dengan masa kecilku
Ingin merunduk lebih lama sambil bersyukur
Tiba-tiba aku sudah berdiri di pinggir kapal
Yang menyeberangkan bintang tengah malam menuju subuh
Lumba-lumba bersiul menyalami udara, entah salam tangis atau bahagia
Mengarungi ritme yang mereka kenal baik
Daripada dengkur mabuk para penumpang
Kedua kali, ribuan kali
Lautan membimbingku untuk tunduk bersyukur
Jember, 20 Oktober 2016
~M. Zaenul Muttaqin~