Malamku begitu sepi tanpa sekelibat parasmu, canda tawa yang dahulunya tak pernah absen untuk duduk di serambi hatiku kini tinggal debu
Wanita itu yang merenggutmu dari pangkuanku, karena kekuranganku yang selalu memantrai setiap sudut matamu
Bahkan kepak sayapku tak mampu meyakinkan agar kau tetap tinggal, meski tergelepar perih dan tergeletak kaku
Sungguh, aku tak sedang meratapi kepergianmu. Namun entah mengapa ada getar yang tertinggal tatkala sepi merajam diri
Ada sesak yang kian menghambur tatkala simponi terdengar lirih
Ini wanitamu yang merasa rapuh, digenggamnya seberkas pesan masa lalu, tentang kasih dan mengasihi, tentang datang lalu pergi
Tersenyumlah luka, sampai matahari mencumbu purnama. Saat gemintang bersinar di langit biru. Aku akan menunggu kau pulang.
Meski batu berlubang yang melingkar di jari manisnya mencegatku dari tatap matamu, aku akan tetap merindukanmu dengan setangkai bunga layu.
Diamku adalah duka, diammu adalah luka
Jombang, 25/01/2015
——————————-
About Arrival and Departure
My night’s too quiet without the glance of your face, laughter that used to sit on the porch of my heart now lives in dust
A woman breached you out of my caress, because my flaws had always jinxed each corner of your eye
Not even my flapping wings could assure you to stay, though I was sorely broken and stiffly laid on the floor
Truthfully, I’m not lamenting your departure. Yet somehow a vibration strikes when loneliness stoning my heart
There’s a stertorous feeling, burst out when the symphony was softly singing
This is your fragile woman, holding the scratch of letters from the past, about love and loving, about coming then leaving
Smile, O wound, until the sun kisses full moon. When stars are shining in the blue sky. I’ll wait for you to come home.
Though the hollow stone that circled her finger is blocking me from your eyes, I will always be missing you with a sprig of wilted flowers.
My silence is grief, your silence is wound
Jombang, 01/25/2015
Author: Shella Wani
Translated by Poetry Prairie
Shella Wani. Seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya. Pernah tergabung dalam beberapa antologi puisi, dan tulisan-tulisannya banyak di muat di Tabloid Gema Unesa. Kini tinggal di Tugu Kesamben Ngoro Jombang.
janganlah kau risau karna malam mu hilang, karna bumi ini akan selalu berputar dan berputar
janganlah kau ratapi kesedihan mu ini, karen tuhan akan memberi hadiah itu pasti dalam satu balutan kesempurnaan
kesempurnaan yang takkan kita sangka apa itu isinya
dan ingat bahwa dunia itu hanyalah maya bagi diana si penangis ulung yng berkorban.,,
LikeLiked by 1 person