Selagi masih ada nyanyian
Sembari menularkan sejuk
Kau misterius yang selalu menjawab semua nafas pekat
Kegembiraan yang tidak tersentuh belulang catatan
Tetaplah terjaga!
Sebab kantuk hanya milik mereka yang kekenyangan
Namun pada sela ketiak dan bulu-bulu kakimu
Tengah saling sahut kuasa di tangan kuasa, rakus yang tiada
berpuasa
Payung pancaran mataharimu lalu berlarian
Ke liang api, menuju lembaran bertuan,
sebagian sisa memeluk beton
Para penjagal itu
Sikapnya manja, penjaja beringas yang tersenyum
Kelopaknya benderang mengaku seusia keluargamu
Kalau kepalamu sudah bersenyawa dengan letih senja
Seragam serdadu, akankah kusam esok pagi?
Kau tidak berdiri, seluruh paru rubuh
Jember, 03 Agustus 2015
M. Zaenul Muttaqin. Terbiasa pura-pura sembunyi seperti puisi.