Kita semua, kupikir, saling melihat kehidupan untuk saling menyaksikan kematian. Dalam setiap ulang tahun, kematian menyampaikan salam.
Tak ada yang bisa mengikat waktu walau ingatan mampu dibekukan di lensa kamera atau kata-kata. Kita: kereta yang terus melaju untuk sampai di stasiun masing-masing. Mungkin bersaling, berbagi pemandangan, kabut, matahari atau hujan yang serupa,
tetapi waktu adalah lajur yang senang membuat kita mengucapkan selamat tinggal.
Lanskap lain sedang menunggu sebuah pertemuan. Kita meregang, mengumpulkan gerbong kenangan juga melepas ikatan kepada sesuatu atau seseorang.
Mengulang tanggal, hari, jua tahun bukanlah kilasan kembar. Kita tak pernah mengulang tahun, kita hanya mengulang kenangan yang kebetulan masih diputar.
Penulis: Lupy Agustina Dewy