Tuhan Keduaku


Hari itu aku sangat heran
Darah di sekujur tubuhku berceceran
Kulihat dunia baru yang berserakan
Tetapi kupandang wajah yang penuh pengorbanan

Di saat saraf otakku mulai tersesat tanpa arah melaju melewati batas akal sang pencipta
Aku malu untuk maju mengangkat dagu, malu untuk menunggu kepastian yang masih terbelenggu
Hampir-hampir aku tak tahu jasad siapa yang sedang kurasuki ini

Sampai kutahu siapa penciptaku siapa pelahirku

Siapa Tuhan pertamaku siapa tuhan keduaku
Siapa yang memberi nyawa padaku siapa yang merelakan nyawanya untukku
Siapa yang memberi akal padaku siapa yang sabar mendidikku
Dan siapa yang kulihat setelah matiku siapa yang kulihat sesudah lahirku

Aku bukan hanya melihat sosok perempuan seperti hawa atau kartini
Bukan hanya pahlawan yang gagah berani
Bukan hanya istri yang taat pada suami
Apalagi ibu-ibu sosialita masa kini

Canduku padanya tak membuatku overdosis
Tetapi sakau diriku ketika melihat sang matahari menangis

Medan, 25 Februari 2017

Penulis: Hasan Pratama Siregar

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s