angin menjemput debu yang dipanggang terik
kabur dari tanah sunyi dan dekap bumi
milyaran partikel pengisi troposfer
selalu, tak dikenali waktu
debu menari di atas jemari pepohonan
mengetuk atap-atap rumbia
semadi di kawah dan doa lembah
pasrah angin menjemput dijamah surai cahaya
debu tenggelam di palung samudera
serupa itukah kau labur debu
pada luka-luka
menganga serupa sungai
dalam gua tanpa cahaya
mengalir deras ke bibir lautan
kata tersusun jadi nyanyian debumu
bersama angin yang menjerit
lebur dalam kisah-kisahmu
darah semesta
*