Here comes another rain
pouring down, on the surface
of cold tarnished skin
with the ring of prose that rigorously
dissheveled the vacillate psyche
Old prose that sings a lullaby
about the rain that never stops
how can you feel it within your skin
disembarking the same primeval question
bluntly written on the rain
The bench is wet outside
without the trace of sunlight
I’m standing alone, listening to the sound
of sadden melody from the sky
closer than my heart beat
I’m writing another piece of prose
in the air, a timeless museum
secretly read out within the rain
as my heart beats faster, anticipating
this antediluvian hurricane
BADAI PURBA
Hujan datang lagi
berjatuhan, di permukaan
kulit dingin yang ternoda
dengan lingkaran prosa yang teramat kencang
mengacak-acak jiwa yang bimbang
Prosa lama yang menyanyikan lagu pengantar tidur
tentang hujan yang tak pernah berhenti
bagaimana kau merasakannya di dalam kulitmu?
melepaskan pertanyaan purba yang sama
tertulis terang-terangan di tengah hujan
Bangku basah di luar sana
tanpa jejak sinar matahari
aku berdiri sendiri, mendengarkan suara
melodi sendu dari langit
lebih dekat dari detak jantungku
Aku menulis sebuah prosa lagi
di udara, museum abadi
diam-diam dibacakan dalam hujan
hingga jantungku berdetak lebih cepat, mengantisipasi
badai purba ini
©Poetry Prairie, 2022