Perang Dingin




kita tak pernah jauh
tapi hati kita berlayar menjauh
melintas gelombang laut dan angin berpetir
ke pulau tanpa penghuni tertutup rimbun hutan kelam
selalu ketakutan suku Bushman akan mengendap keluar
dari bola mata masing-masing
mengacungkan tombak, taring beracun
dan kutukan tak terucap

rasa ini mengendap lebih dalam dari lava di kawah
dada vulkanis kita pulas terlelap
kita tahu, kita selalu tahu
hati kita telah kehabisan cinta
maka kita mengawetkannya di ruang gelap
jalur rahasia di tubuh kita
kita segel erat, rituskan mantra,
melekatkan kesunyian di aliran darah
perjalanan kita berakhir dalam kesunyian pekat


COLD WAR


we were never far
but our hearts sailed apart
through the sea and thunderous breeze
into a deserted island with dark lush jungle
always in fear that the bushman will crawl out
from each other’s eyes
with spears, with venomous fangs,
with unspoken curse

this feeling recides deeper than lava in a crater
and our volcanic chest is sleeping soundly
we know, we always know
that our hearts run out of love
so we preserve it in a dark steady room
a secret passage in our body
we seal it tight, chant the mantra,
to pledge the void in our blood stream
our journey ends with extravagant silence


©Poetry Prairie, 2022

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s