Mengapa hatimu batu?
Laksana granit mentah merajah
Menggumpal pejal yang terjejal
Melapisi dinding raja
Menjulang,
dari kaki langit hingga ke pelataran dewa
Lembut daun membelai suasana
Mengembunkan wangi daun
Melagukan kembang jaringan hidup,
di tengah-tengah pagar berduri
Hatimu terjal tanpa titian
Pekik yang kau gaungkan pada rongga gua
Berpusar di tepi-tepi kasar kesepian yang kau padatkan
Ibaku tiba di pangkuanmu,
yang mendamba pelukan di langit-langit malam
Tapi gamangmu mengusung amarah
Sayang, kau tepis cinta yang kau damba dengan tanganmu sendiri
Novia, 2014