Maret beringsut tua saat kaki-kaki hujan masih sesekali melangkah
pada bentangan bumimu dan bumiku, bumi kita, yang serta-merta senyap
Angin semua musim dari segala penjuru datang pergi tak kenal waktu
pada kelam malam dengan sayapnya yang membentang lebar
pada binar siang dengan kelepaknya yang terkembang luas
pada gelepar hatiku dengan degupnya yang berdetak keras
Tiba-tiba saja semuanya menggigilkan sunyi
ditingkah detik demi detik dari detak jarum jam
Benarkah ini bumi yang kaupilih untuk singgah
tanpa pernah kutahu adakah tenggat kembaramu
Pergilah dalam gigilku, Tuhan menjaga sunyi kami
(Yogyakarta, 31 Maret 2020)
Rin Surtantini bermukim di Yogyakarta, berprofesi sebagai seorang widyaiswara (pendidik) di sebuah lembaga pelatihan bagi guru-guru seni budaya. Lulus dari Fakultas Sastra jurusan Sastra Inggris UGM (1990) membuatnya menyukai dunia sastra terutama puisi, baik menulis dan menikmati membacanya. Pendidikan berikutnya di bidang pendidikan kejuruan ditempuh di Melbourne (1994-1995), di Universitas Sanata Dharma dalam bidang English Language Studies (2004-2006), dan di Fakultas Ilmu Budaya UGM (2009-2014) dalam bidang Pragmatik-Linguistik (Ilmu-Ilmu Humaniora). Kumpulan sajak yang akan diterbitkan berjudul “Belantara Makna” dan “Bumi yang Kaupilih untuk Singgah”.